Photograhpy

3.03.2009

Lembaran Yang Hilang

| |
Suta masih diam di bangkunya yang agak panjang itu, dibawah pohon beringin yang agak besar, walau rintik hujan sudah agak deras, ia masih saja terdiam teringat akan sehari yang lalu, hari yang indah bersama Novi, Dimana hampir setiap harinya selalu bersama dengan Novi. Tapi segala kenangan itu kini sudah sirna, seperti ir yang menguap begitu saja. Andai waktu bisa diulang, tentunya dia akan menolong Novi, Tapi memang sang waktu terlampau kejam padanaya. Dan waktu pun terlampau berlebih mengujinya.


Pagi itu. Pagi yang indah. Walau lembar-lembar hidup belum terisi sepenuhnya. Dan angin masih malas bertiup. Novi orang yang dicintainya itu pergi berbonceng motor dengan Dika kesekolah. Semuanya baik-baik saja sampai sekitar 100 meter dihadapannya sebuah kontainer berisi kayu jati melaju dengan keras menghamntam Novi Dan Dika. Ketika Dika yang mengemudi motornya mencoba menyalip sebuah bus umum, Dan Dika langsung terpelanting jauh dan Hancur kepalanya relindas kontainer itu. Dan Novi, Orang yang dicintainya terguling sampai terserempet bus yang diselipnya. Suta pun lemas dan langsung berlari mendekati tempat kecelakaan itu.


Mobil ambulance meraung-raung dengan kencang. Memecah keheningan di tempat itu. Sudah banyak warga yang berada disekitar tempat itu. Tanpa pikir panjang suta ikut masuk ke ambulance. Dilahatnya sosok Novi yang mengenaskan. Mukanya penuh dengan darah. Rambutnya yang indah dulu kini bercampur dengan darah kental yang terus mengalir. Matanya masih sedikit membuka, Dan nafasnya masih sedikit berhembus. Novi menatapnya tajam. Dan ia balas menatapnya dengan haru.
" kamu gak apa-apa Nov...?"
" a...aku........"
" udah...kamu tenang aja....yang kuat ya..."
" sakit....Ta.."Suaranya agak tertahan.

Tanpa terasa, sedikit air mata menetes mengalir membasahi kedua pipi Suta dan Novi. Ia meraskan sakit yang ada pada diri orang yang dicintainy itu. Dan ia tertunduk sekian lama.
" Nov jangan pergi....jangan tinggalin aku..."
" Suta....a...aku sayang kamu. Maafin ku."
" Aku juga sayang kamu, Nov."
" Ta...a...aku..."

Dan suara yang merdu itu kini tinggal kenangan. Seperti selembar kertas yang habis terbakar dan hilang.Bersama dengan itu, kedua kelopak mata yang indah itu tertutup rapat. Dan nafas yang terakhir berhembus.


Suta menangis sedih. Ia kesal, Geram, Dan segala rasa yang menyelimutinya mencoba mengubur semuanya. Ambulance masih berjalan. Agak lambat sekarang. Mungkin suster-suster itu tahu bahwa nyawa gadis itu telah melayang.

" Kenapa kok pelan......cepat dia masih hidup !! " Bentaknya kepada dua suster yang berada tak jauh darinya.
" Kalian gak lihat..!!!! dia kesakitan..!!!" Bentaknya sekali lagi. dan kedua suster itu hanya saling memandang.
"Kalian semua tolol."Bentaknya untuk terakhir kali.


Diciuminya kedua tangan yang halus itu. Terasa dingin. Diangkatnya sekali lagi dan Suta masih saja malamun. Melamunkan lembaran yang hilang. Lembaran yang sudah pergi untuk selamanya.
" Nov kamu harus bertahan....kamu harus bertahan....,aku cinta kamu Nov."
Bahu Suta dipegang salah satu suster yang terlihat agak tua.
" Dia sudah pergi mas.!!!Dia sudah Mati...!!!"
" Gak mungkin...!!!gak mungkin...!!di..dia sudah mati ?"
" Ya, Dia sudah mati." Ucap suster itu sekali lagi dan terakhir.

Suta tertunduk. Kini nyata sudah itu. sekali dan terakhir. tapi.....tapi ini bukan mimpi dan memang lembaran itu telah hilang bersama sang gadis.




Blora,12 November 2008



BACA JUGA CERPEN YANG LAINNYA :

  • Gadis Itu Yeni

  •  
    Twitter Facebook Dribbble SutaStudio Behance Pinterest